BCA : 6695-0618-23 | BRI 0163-01-009952-53-3 | atas nama Harsoyo

Hanya Bertawakkal Kepada Alloh Untuk Kesembuhan Terhadap Penyakit

Rabu, Agustus 17, 2011

Puasa Bagi Penderita Maag



Gangguan pencernaan merupakan masalah yang sering dianggap remeh oleh kebanyakan orang. Gejala-gejala seperti perut kembung, mual dan nyeri ulu hati seringkali mengganggu aktivitas namun jarang ditangani dengan baik.

Kita telah mengetahui bahwa hampir semua penyakit kronis dan degeneratif berawal dari pencernaan yang tidak sehat. Untuk itu, sudah semestinya kita mengatur pola makan agar kesehatan menjadi lebih baik. Pola makan yang tidak teratur akan menimbulkan masalah pada lambung. Misalnya, pagi hari seseorang makan pagi pada pukul 07.00, dan makan siang pada pukul 13.00. Keesokan harinya, karena sibuk dia lupa sarapan. Jika hal ini menjadi kebiasaan, biasanya kemudian menyebabkan gangguan pencernaan seperti mual, muntal, perut perih atau kembung.

Puasa dan Penyakit Maag

Alhamdulillah, kita telah memasuki bulan Romadhon. Sebagai seorang muslim, tentu menginginkan puasanya dapat dijalani dengan sebaik-baiknya. Namun pada orang yang menderita penyakit maag, terkadang timbul kekhawatiran dalam dirinya, apakah akan sanggup melaksanakan ibadah puasa selama sebulan penuh atau tidak.

Penyakit maag sebenarnya bukan merupakan penghalang bagi seseorang untuk tetap berpuasa, selama dia dapat mengikuti pola makan yang benar dan tidak berlebihan dalam hal makanan. Bahkan banyak ahli menyatakan puasa merupakan salah satu terapi untuk menyembuhkan berbagai gangguan penyakit lambung.

Penyakit maag yang dalam istilah kedokteran disebut "Sindrom Syspepsia" mempunyai arti kumpulan gejala yang berhubungan dengan rasa nyeri/tidak nyaman pada saluran cerna bagian atas.

Gejalanya biasanya ditandai dengan : 
1.  Rasa nyeri perut yang hilang timbul;
2.  Rasa pedih pada ulu hati;
3.  Mual, kadang-kadang sampai muntah;
4.  Nafsu makan berkurang;
5.  Rasa lekas kenyang;
6.  Perut kembung;
7.  Rasa panas di dada dan perut;
8.  Banyak mengeluarkan gas dari mulut.

Dispepsia terbagi menjadi dua yaitu dispepsia organik dan dispepsia nonorganik atau dispepsia fungsional. Dispepsia organik adalah penyakit maag yang terjadi karena ada kerusakan/kelainan bentuk pada organ pencernaan seperti tukak lambung/usus 12 jari, pankreatitis (peradangan pada kelenjar pankreas), penyakit saluran empedu, tumor atau polip. Sedangkan dispepsia fungsional adalah dispepsia yang terjadi akibat kelainan fungsi dari saluran cerna. Penderita dispepsia fungsional biasanya berhubungan dengan pola makan yang tidak teratur, stress, merokok dan alkohol. 

Dispepsia Tidak Selamanya Gastritis

Meskipun gejalanya sama, dispepsia dan gastritis tidaklah sama. Gastritis adalah peradangan pada dinding lambung yang ditandai dengan gejala rasa penuh pada perut, mual, rasa terbakar pada perut, dll. Adapun dispepsia adalah kumpulan dari keluhan-keluhan tadi. Seorang yang menderita gastritis akan mengalami sindrom dispepsia, sedangkan penderita dispepsia belum tentu menderita gastritis.

Gastritis disebabkan oleh pola makan yang tidak teratur, mengonsumsi makanan atau minuman yang dapat merusak lapisan lambung seperti alkohol, aspirin/asam asetil salisilat, atau keracunan makanan yang mengandung toksin stafilokokus. Penyebab lainnya yaitu bakteri Helicobacter pylori. Bakteri ini dapat hidup dalam selaput lendir dinding lambung. Gastritis yang disebabkan oleh bakteri ini umumnya terjadi pada gastritis kronis (gastritis yang menahun). Penyakit ini juga dapat menimbulkan tukak lambung (luka pada lambung). 

Menurut dr. Ari Fahrial Syam SpPD-KGEH, MMB, ahli penyakit dalam serta konsultan penyakit lambung dan pencernaan, seseorang yang menderita penyakit maag dapat tetap menjalankan puasa selama dia dapat mengatur pola makannya dengan baik. Seorang yang menderita dispepsia organik perlu berhati-hati dalam menjalankan puasanya. Sebaiknya dia selalu menyediakan obat yang diresepkan oleh dokter agar insya Alloh aman untuk berpuasa. Bila perlu konsultasikan dulu dengan dokter ahli pencernaan (gastropatologi), apakan aman untuk berpuasa atau tidak. Sementara itu bagi mereka yang menderita dispepsia non organik, biasanya penyakit maagnya membaik saat berpuasa dengan izin Alloh. Hal ini disebabkan karena pola makan menjadi lebih teratur dan konsumsi makanan yang mengandung gas pun berkurang. 

Namun seseorang tidak dapat menilai dirinya sendiri, apakah penyakit maag organik atau fungsional. Perlu pemeriksaan lebih lanjut melalui endoskopi (yaitu memasukkan alat dari mulut sehingga bisa melihat kerongkongan, lambung sampai usus 12 jari secara langsung). Dari pemeriksaan ini baru dapat diketahui apakah terdapat luka pada saluran pencernaannya atau tidak, letaknya secara tepat, tingkat keparahannya, dan selanjutnya lebih mudah dalam menentukan obatnya.

Tips Berpuasa Bagi Penderita Maag

Saat puasa, seseorang yang menderita maag perlu memerhatikan pola makannya dengan baik. 
Beberapa hal yang sebaiknya dilakukan dan dihindari antara lain :
  1. Saat sahur, makanlah secukupnya dan jangan berlebihan;
  2. Saat berbuka, mulailah dengan makan yang manis dan mudah dicerna seperti kurma, karena saat puasa kadar gula darah menjadi turun;
  3. Hindari makanan yang merangsang peningkatan asam lambung seperti kopi, susu dan minuman bersoda. Jangan mengkonsumsi alkohol dan rokok;
  4. Hindari makanan yang dapat menimbulkan gas di lambung seperti kubis, kentang, sawi, nangka, pisang ambon, melon, semangka dan makanan yang mengandung asam seperti buah jeruk;
  5. Olahraga yang teratur tetapi tidak berlebihan akan menjadikan tubuh tetap segar sehingga dapat mengurangi faktor resiko terserang maag;
  6. Hindari makanan yang sulit dicerna yang dapat memperlambat pengosongan isi lambung seperti makanan berlemak dan coklat;
  7.  Hindari juga mengkonsumsi makanan yang terlalu pedas. (Khadijah dari berbagai sumber).
Wallohu 'Alam

Source : Majalah Muslim Sehat 


 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cheap international calls